Feb 16, 2009

Mengapa Tidak Banyak Lulusan Informatika yang Menjadi Entrepreneur?

Bagikan

Kalau saya amati, pemilik dari perusahaan yang memberikan jasa konsultasi di bidang teknologi informasi (TI) ternyata kebanyakan bukan berasal dari Informatika. Memang bukan suatu persoalan penting, tetapi sering menimbulkan pertanyaan buat saya. Mengapa tidak banyak lulusan Informatika yang berani membuka usaha konsultasi sendiri? Apakah ada yang salah dengan proses pembelajaran selama kuliah? Atau semua itu dikarenakan faktor personality dan behavior orang-orang Informatika? Menarik untuk dicari jawabannya!

Jika kita coba kaji secara mendalam, proses pembelajaran untuk bidang ilmu Informatika & Komputer lebih banyak mengajarkan cara bagaimana membuat solusi untuk suatu permasalahan dengan memanfaatkan konsep ilmu, kaidah-kaidah, metode, atau malah tools tertentu. Misalnya mencari “sesuatu” yang berharga dari “tumpukan data” yang selalu bertambah setiap harinya dengan metode tertentu, sehingga “ada yang bisa dipakai” untuk memajukan perusahaan.

Mengacu pada konsep personality dari Myers-Briggs, proses pembelajaran tersebut cenderung membentuk orang Informatika untuk berpikir logis (thinking) menurut persepsi dan fakta yang diterimanya (sensing), bekerja berdasarkan rencana atau framework (judgement), dan sering harus bekerja sendiri dalam waktu yang cukup lama saat harus coding (introversion).

Sementara jika mengacu pada konsep behavior DISC, proses pembelajaran tersebut akan membuat orang Informatika lebih banyak terbenam dalam dunianya sendiri, mengerjakan segala sesuatunya secara benar menurut prinsip dan aturan yang berlaku (conscientious, compliance). Senang (atau terpaksa ya?) bekerja dibalik layar (steadiness). Dan karena komputer yang menjadi “teman dekatnya” tidak pernah membantah kalau disuruh ini itu, kadang perilaku “maksa” (dominance) tersebut terbawa di kehidupan sehari-hari.

Padahal untuk menjadi seorang entrepreneur dibutuhkan karakteristik, diantaranya:

Kreatif dan inovatif. Dapat melihat kemungkinan-kemungkinan yang lain dari apa yang dilihat dan dimiliki sebagai solusi untuk suatu persoalan (intuition). Juga bisa mengapresiasi konsep dan ide yang diterimanya secara positif (feeling), sehingga tercipta berbagai peluang dan kesempatan.
Networking. Dapat bekerja sama dalam tim, mau berbagi dengan orang lain (extraversion), senang bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya (influence).
Terbuka. Dapat bekerja secara fleksibel, mampu membawa diri di berbagai lingkungan yang berbeda-beda (perception).
Tegas. Mampu membuat keputusan dengan cepat, dapat mengendalikan emosi, tetapi bisa berbuat tega (dominance).

Jadi dengan proses pembelajaran yang ada saat ini, wajar saja kalau tidak banyak lulusan Informatika yang menjadi entrepreneur. Setujukah pembaca dengan hipotesis tersebut?

Source : http://totosuharto.wordpress.com




Masukkan email kamu untuk berlangganan artikel dari blog ini, jangan lupa dikonfirm melalui emailnya ya

Jangan lupa tinggalkan KOMENTAR ya.

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | lasik eye surgery | accountant website design